ABSTRAK
Kadar air keseimbangan atau EMC
(Equilibrium of Moisture Content)
merupakan faktor penting yang berperan dalam proses pengeringan dan
penyimpanan. Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Fisiologi Hasil, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat dari
tanggal 2 sampai dengan 30 Juni 2001. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan
model sorpsi isotermi yang sesuai untuk komoditas lada, sehingga model yang
terpilih bisa diaplikasikan pada proses pengeringan dan penyimpanan di
lapangan. Metode yang digunakan adalah metode statik pada temperatur 40, 45 dan
50oC serta rentang aktivitas air (Aw) 0,20 – 0,64. Model-model yang dipilih
adalah model Henderson ,
model Chung-Pfost, model Oswin dan model Halsey dengan menggunakan metode
numerik bahasa BASIC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model matematik dua
parameter (temperatur dan kelembaban) telah dapat memberikan hasil yang baik
dibandingkan dengan data percobaan. Model Halsey memiliki ketepatan yang
terbaik di antara keempat model yang dipilih, sehingga lebih jauh model ini
dapat dipergunakan untuk memprediksi sorpsi isotermi untuk lada hitam dan model
Oswin untuk lada putih.
A. PENDAHULUAN
Pengeringan merupakan suatu proses yang diperlukan untuk menjaga kualitas
berbagai jenis produk biji-bijian pertanian dan perkebunan. Proses ini
merupakan proses yang kompleks dalam penggambaran fenomena-fenomena perpindahan
yang simultan, multifasa dan multidimensi, seperti perpindahan massa , energi, dan momentum. Pengembangan
model-model matematis untuk menjelaskan proses-proses perpindahan dalam
pengeringan tersebut tidak terlepas dari pemahaman tentang konsep kadar air
keseimbangan.
Dalam hal ini, korelasi antara kadar air seimbang (Me) dengan aktivitas
air (Aw) digunakan dalam model pengeringan untuk mengetahui kelembaban udara
setimbang pada lapisan batas (permukaan). Kadar air keseimbangan atau
Equilibrium of Moisture Content (EMC) merupakan konsep penting dari teori
pengeringan dan pembasahan pada bahan-bahan pertanian. Kadar ai keseimbangan
didefinisikan sebagai kandungan air pada bahan yang seimbang dengan kandungan
air udara sekitarnya. Hal tersebut merupakan satu faktor yang menentukan sampai
seberapa jauh suatu bahan dapat dikeringkan pada kondisi lingkungan tertentu
(aktivitas air tertentu) dan dapat digunakan sebagai tolok ukur
kemampuan
berkembangnya mikro organisme yang menyebabkan terjadinya kerusakan atau
pembusukan bahan pada saat penyimpanan. Istadi et al., (2000), menyatakan bahwa
persamaan EMC dua parameter (temperatur dan kelembaban) memberikan korelasi
yang baik untuk bahan pertanian berbentuk butiran, sehingga lebih mudah
digunakan penerapannya dibandingkan dengan tiga parameter. Menurut Sun Da-Wen
(1998), persamaan Modified Chung-Pfost dan Modified Oswin merupakan persamaan
yang paling sesuai untuk produk butiran jagung. Sedangkan menurut Sitompul et
al. (2000), persamaan Modified Henderson dan persamaan Modified Oswin merupakan
persamaan yang sesuai untuk produk butiran jagung, sedangkan untuk butiran padi
persamaan Modified-Henderson yangpaling sesuai. Pemilihan model persamaan EMC
dua parameter telah dilakukan oleh Papadakis et al (1993) dan Sitompul et al.,
(2000) untuk komoditas biji-bijian. Banyaknya model sorpsi yang dikembangkan
menunjukkan bahwa pengembangan model matematik yang dapat menjelaskan data-data
sorpsi
pada rentang
aktivitas air yang lebih keseimbangan didefinisikan sebagai kandungan air pada
bahan yang seimbang dengan kandungan air udara sekitarnya. Hal tersebut
merupakan satu faktor yang menentukan sampai
seberapa jauh suatu bahan dapat dikeringkan pada kondisi lingkungan
tertentu (aktivitas air tertentu) dan dapat digunakan sebagai tolok ukur
kemampuan berkembangnya mikro organisme yang menyebabkan terjadinya kerusakan
atau pembusukan bahan pada saat penyimpanan. Istadi et al., (2000), menyatakan
bahwa persamaan EMC dua parameter
(temperatur dan kelembaban) memberikan korelasi yang baik untuk bahan pertanian
berbentuk butiran, sehingga lebih mudah digunakan penerapannya dibandingkan dengan tiga parameter.
Menurut Sun Da-Wen (1998), persamaan Modified Chung-Pfost dan Modified
Oswin merupakan persamaan yang paling sesuai untuk produk butiran jagung.
Sedangkan menurut Sitompul et al. (2000), persamaan Modified Henderson dan
persamaan Modified Oswin merupakan persamaan yang sesuai untuk produk butiran
jagung, sedangkan untuk butiran padi persamaan Modified-Henderson yang paling
sesuai. Pemilihan model persamaan EMC dua parameter telah dilakukan oleh
Papadakis et al (1993) dan Sitompul et al., (2000) untuk komoditas biji-bijian.
Banyaknya model sorpsi yang dikembangkan menunjukkan bahwa pengembangan model
matematik yang dapat menjelaskan
data-data sorpsi
pada rentang aktivitas air yang lebih
0 komentar:
Posting Komentar