Jumat, 14 Desember 2018
ANALOG COMPUTER
Komputer yang mengolah data berdasarkan sinyal yang bersifat kualitatif, atau sinyal analog, untuk mengukur variabel-variabel seperti voltase, kecepatan suara, resistansi udara, suhu, pengukuran gempa dan lain-lain. Komputer ini biasanya digunakan untuk mempresentasikan suatu keadaan. Misalnya untuk thermometer, radar, kekuatan cahaya dan lain-lain. Analog Computer ini banyak digunakan untuk kegiatan ilmiah
digital computer
Adalah mesin komputer yang diciptakan untuk mengolah data yang bersifat kuantitatif dalam bentuk angka, huruf, tanda baca dan lain-lain. Yang pemrosesnya dilaksanakan berdasarkan teknologi yang mengubah sinyal menjadi kombinasi bilangan 0 dan 1.
Special purpose computer
Komputer jenis ini dibuat untuk pengolahan data yang spesifik, misalnya accounting, dalam suatu kegiatan bisnis. Jadi, komputer ini tidak dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan lain.Special purpose computer berarti komputer untuk keperluan khusus. Komputer ini dirancang hanya untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu. Perangkat yang ada pada komputer ini, baik komponen input, output, pemroses serta softwarenya telah dirancang untuk keperluan tersebut. Biasanya software yang mengendalikan proses sudah berada langsung pada sistem. Contoh dari Special Purpose Computer ini adalah komputer yang digunakan untuk kasir pada supermarket.
Special purpose computer
Komputer jenis ini dibuat untuk pengolahan data yang spesifik, misalnya accounting, dalam suatu kegiatan bisnis. Jadi, komputer ini tidak dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan lain.Special purpose computer berarti komputer untuk keperluan khusus. Komputer ini dirancang hanya untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu. Perangkat yang ada pada komputer ini, baik komponen input, output, pemroses serta softwarenya telah dirancang untuk keperluan tersebut. Biasanya software yang mengendalikan proses sudah berada langsung pada sistem. Contoh dari Special Purpose Computer ini adalah komputer yang digunakan untuk kasir pada supermarket.
MAKALAH : TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERFEKTIF ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama yang sempurna. Ajarannya meliputi seluruh aspek
kehidupan. Termasuk di dalamnya adalah masalah pendidikan. Bahkan Islam adalah
agama yang memperhatikan masalah pendidikan dan ilmu pengetahuan dengan porsi
yang sangat besar. Bahkan keseluruhan ajaran Islam yang bersumber dari Al Quran
dan As Sunnah merupakan materi pendidikan dan ilmu pengetahuan yang luar biasa,
yang tidak dimiliki oleh agama-agama lain maupun ideologi-ideologi lain.
Sejarah mencatata bahwa bangsa Arab yang buta huruf, dengan pendidikan
Islam yang khas, yang diterapkan oleh Rasulullah saw., telah berubah menjadi
bangsa pelopor yang telah mampu menerangi dunia dan menjadi guru bagi dunia.
Dalam pergerakan kultural yang dilakukan oleh para Ulama, guru-guru pengajar Al
Quran dan As Sunnah, serta hukum-hukum Syariah Islam, yang dilakukan dalam
kurun waktu kurang lebih satu abad, hampir 2/3 dunia lama telah mengenyam Islam
sebagai agama, budaya, dan hukum, dan khasanah pengetahuan yang baru: tsaqafah
Islamiyah. Berbagai bangsa yang beragam agama, adat-istiadat, dan sistem hukum
dan perundangannya, menjadi satu umat, satu bahasa, satu hukum, dan satu negara
Islam.
Peradaban Islam pun dikatakan sebagai jembatan peradaban yang telah berhasil
mengembangkan ilmu pengetahuan warisan Yunani sehingga dapat sampai kepada masa
pencarahan bangsa-bangsa Eropa sehingga menjadikan perkembangan yang luar biasa
seperti sekarang.
BAB II
PENDIDIKAN DALAM PERPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM
1. JENIS-JENIS PENDIDIKAN
Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan
pendidikan suatu satuan pendidikan.
- Pendidikan umum
Pendidikan
umum merupakan pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh
peserta didik untuk melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi. Bentuknya: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
- Pendidikan kejuruan
Pendidikan
kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Bentuk satuan pendidikannya
adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
- Pendidikan akademik
Pendidikan akademik merupakan pendidikan
tinggi program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan
disiplin ilmu pengetahuan tertentu.
- Pendidikan profesi
Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi
setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki suatu
profesi atau menjadi seorang profesional.
- Pendidikan vokasi
Pendidikan
vokasi merupakan pendidikan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk
memiliki pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal dalam jenjang
diploma 4 setara dengan program sarjana
- Pendidikan keagamaan
Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan
dasar, menengah, dan tinggi yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat
menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama
dan/atau menjadi ahli ilmu agama.
- Pendidikan khusus
Pendidikan khusus merupakan
penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta
didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif
(bergabung dengan sekolah biasa) atau berupa satuan pendidikan khusus pada
tingkat
2. SYARAT
SYARAT YANG HARUS DIMILIKI PENDIDIK
Untuk dapat melakukan peranan dan melaksanakan
tugas serta tanggung jawabnya, sebagai pendidik memerlukan syarat-syarat
tertentu. Syarat-syarat inilah yang akan membedakan antara pendidik dari
manusia-manusia lain pada umumnya.
Adapun syarat-syarat menjadi pendidik yaitu:
1. Persyaratan Administratife
Syarat-syarat administrative ini antara lain
meliputi: soal kewarganegaraan (warga Negara Indonesia ), umur (sekurang-kurangnya
18 tahun), berkelakuan baik, mengajukan permohonan. Disamping itu masih ada
syarat-syarat lain yang telah ditentukan sesuai dengan kebijakan yang ada.
2. Persyaratan Tekhnis
Dalam persyaratan tekhnis ini ada yang bersifat formal yakni harus
berijazah pendidikan guru. Hal ini mempunyai konotasi bahwa seseorang yang
memilik ijazah pendidikan guru itu dinilai sudah mampu mengajar. Kemudian
starat-syarat yang lain adalah menguasai cara dan tekhnik mengajar, terampil
mendesain program pengajaran serta memiliki motivasi dan cita-cita memajukan
pendidikan atau pengajaran.
3. Persyaratan Psikis
Yang berkaitan dengan kelompok persyaratan
psikis, antara lain: sehat rohani, dewasa dalam berfikir dan bertindak, mampu
mengendalikan emosi, sabar, ramah dan sopan, memilik jiwa kepemimpinan,
konsekuen dan berani bertanggung jawab, berani berkorban dan memilik jiwa
pengabdian. Disamping itu, guru juga dituntut untuk bersifat pragmatis dan
realistis, tetapi juga memilik pandangan yang mendasar dan filosofis. Guru juga
harus mematuhi norma dan nilaiyang berlaku serta memiliki semangat membangun.
Inilah pentingnya bahwa guru harus memilikpanggilan hati nurani untuk mengabdi
demi anak didik.
4. Persyaratan Fisik
Persyaratn fisik antara lain meliputi:
berbadan sehat, tidak memilik cacat tubuh yang mungkin mengganggu pekerjaannya,
tidak memilik gejala-gejala penyakit yang menular. Dalam persyaratan fisik ini
juga menyangkut kerapian dan kebersihan termasuk bagaimana cara berpakaian.
Sebab bagaimanapun juga guru akan selaluu dilihat atau diamati dan bahkan
dinilai oleh para siswa atau anak.
Dari berbagai persyaratan yang telah
dikemukakan diatas, menunjukkan bahwa pendidik menempati bagian ‘tersendiri’
dengan berbagai cirri kekhususannya, apalagi kalau dikaitkan dengan tugas
keprofesiannya. Sesuai dengan tugas keprofesiannya, maka sifat dan persyaratan
tersebut secara garis besar dapat diklasifikasikan dalam spectrum yang lebih
luas, yakni pendidik harus:
1. Memiliki kemampuan profesional
2. Memilki kapasitas intelektual
3. Memilki sifat edukasi sosial
Ketiga syarat kemampuan itu diharapkan telah
dimiliki oleh setiap pendidik sehingga mampu memenuhi fungsinya sebagai
pendidik bangsa, seorang pendidik disekolah dan pemimpin di masyarakat. Untuk
itu diperlukan kedewasaan dan kematangan diri pendidik itu sendiri. Dengan kata
lain bahwa ketiga syarat kemampuan tersebut perlu dihubungkan dengan tingkat
kedewasaan dari seorang pendidik.
3. PENDIDIKAN DALAM PERPEKSTIF PENDIDIKAN ISLAM
Pengertian pendidik
adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan
kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai
kedewasaan. Pendidik Islam ialah Individu yang melaksanakan tindakan mendidik
secara Islami dalam situasi pendidikan islam untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
Menurut Langgulung
(1997), pendidikan Islam tercakup dalam delapan pengertian, yaitu
1. At-Tarbiyyah Ad-Din (Pendidikan keagamaan)
2. At-Ta’lim fil Islamy (pengajaran keislaman)
3. Tarbiyyah Al-Muslimin (Pendidikan orang-orang islam).
4. At-tarbiyyah fil Islam (Pendidikan dalam
islam)
5. At-Tarbiyyah
‘inda Muslimin (pendidikan dikalangan Orang-orang Islam),
6.
At-Tarbiyyah Al-Islamiyyah (Pendidikan Islami).
Pendidik Islam ialah
Individu yang melaksanakan tindakan mendidik secara Islami dalam situasi
pendidikan islam untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Para
ahli pendidikan lebih menyoroti istilah-istilah dari aspek perbedaan antara
tarbiyyah dan ta’lim, atau antara pendidikan dan pengajaran. Dan dikalangan
penulis Indonesia ,
istilah pendidikan biasanya lebih diarahkan pada pembinaan watak, moral, sikap
atau kepribadian, atau lebih mengarah kepada afektif, sementara pengajaran
lebih diarahkan pada penguasaan ilmu pengetahuan atau menonjolkan dimensi
kognitif dan psikomotor.
Pandangan di atas menegaskan bahwa pada dasarnya pendidikan Islam,
bagaimanapun betuk, model dan sistem yang diterapkan, sangat menitikberatkan
pada upaya pemahaman terhadap nilai-nilai Islam sebagai way of life. Karena itu
dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam bukan sekedar melaksanakan proses
pembelajaran yang bertujuan menciptakan manusia yang potensial secara
intelektual melalui transfer of knowledge. Lebih dari itu, pendidikan Islam
tetap bermuara pada cita-cita pembentukan masyarakat yang berwatak, beretika
dan berestetika melalui transfer of values yang terkandung di dalamnya.
Ajaran Islam yang terumuskan dalam bentuk nilai-nilai diharapkan pada
gilirannya terekspresi dalam bentuk sikap dan pandangan hidup muslim sejati
sebagaimana yang dicita-citakan oleh al-Qur'an. Dengan demikian, maka jelaslah
bahwa hakikat cita-cita pendidikan Islam tampak lebih dekat dengan ruh
spiritual yang menjadi kandungannya. Sehingga dikatakan bahwa keinginan yang
paling subtansial dari penddikan Islam adalah melahirkan manusia-manusia
beriman dan berpengetahuan (S. Husein; 1979: 33).
Salah satu tujuan prinsipil dalam sistem pendidikan Islam adalah
pencapaian dan pembentukan kualitas manusia seutuhnya, dalam arti prncapaian
tingkat kualitas manusia yang optimal, baik dari segi lahiriah maupun batiniah.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa tujuan dan cita-cita pendidikan Islam pada
intinya adalah pembentukan manusia muslim tidak hanya berilmu pengetahuan, tapi
juga beriman dan bertakwa. Pendidikan Islam tidak hanya melaksanakan transfer
of knowledge, tapi juga melaksanakan hal yang tidak kalah pentingnya, yaitu
transfer of value
BAB III
SIMPULAN
A. Kesimpulan
1.
Penerapan Jenis- jenis pendidikan
dalam pefpektif islam harus diterapkan dengan sungguh-sungguh agar dapat
membuahkan hasil yang optimal di kemudian hari
2.
Syarat –syarat yang harus dimiliki
pendidik pada umumnya : persyaratan Administratif, persyaratan tehnis,
persyaratan psikip, persyaratn Fisik
3.
Pendidikan secara perspektif islam
diharapkan mampu mencetak anak didik yang dalam perkembanggan jasmani dan
rohani mencapai puncak kedewasaan dalam wahana islami.
B. Saran- Saran
1.
Mudah-mudahan makalah ini dapat
membuat ilmu kita bertambah dalam pengetahuan tentang pendidikan dalam
perspektif islam dan dapat menjadi referensi umum untuk pengetahuan.
2.
Dan juga penulis harapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun agar wawasan penulis lebih luas dalam
penulisan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir., Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam., PT. Remaja Rosdakarya., Bandung , 2001
Husein,
Syed Sajjad, Crisis in Muslim Education,
Jeddah : Galasa Nusantara, 1979
Langgulung, Hasan, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam,
Bandung :
al-Ma'arif, 1980
KLIPING : KORUPSI DI INDONESIA
Tommy Suharto
Dinyatakan Sebagai Terdakwa
Kasus Korupsi 19
Juta Dolar
Putra mantan presiden Indonesia ,
Tommy Suharto, telah dinyatakan sebagai terdakwa dalam kasus korupsi sebesar 19
juta dolar, menyangkut monopoli perdagangan cengkeh. Jaksa Agung Hendarman
Supandji mengatakan, Kejaksaan Agung telah membuka kembali kasus dakwaan
korupsi terhadap Tommy Suharto.
Langkah ini diambil setelah
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengangkat Jaksa Agung baru dan mengganti
Menteri Kehakiman dalam perombakan kabinet yang bertujuan menggalakkan upaya
memberantas korupsi. Tahun 1990an, Tommy Suharto memimpin badan yang bertugas
meregulasi perdagangan cengkeh. Pemerintah memberikan kredit lunak untuk badan
itu, untuk membeli cengkeh langsung dari petani.
Menurut Hendarman Supandji,
Tommy didapati menyalahgunakan dana pembelian cengkeh itu. Pekan lalu, jaksa
mengajukan gugatan perdata terhadap Suharto, dalam upaya memperoleh kembali
dana ratusan juta dolar yang konon diselewengkan yayasan-yayasan derma yang
didirikan Suharto.
SUHARTO TERSANGKA PENYALAHAN
PENGGUNAAN UANG NEGARA
Kasus dugaan
korupsi Soeharto menyangkut penggunaan uang negara oleh 7 buah yayasan yang
diketuainya, yaitu Yayasan Dana Sejahtera Mandiri, Yayasan Supersemar, Yayasan
Dharma Bhakti Sosial (Dharmais), Yayasan Dana Abadi Karya Bhakti (Dakab),
Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan,
Yayasan Trikora. Pada 1995, Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 90
Tahun 1995. Keppres ini menghimbau para pengusaha untuk menyumbang 2 persen
dari keuntungannya untuk Yayasan Dana Mandiri.
Hasil penyidikan
kasus tujuh yayasan Soeharto menghasilkan berkas setebal 2.000-an halaman.
Berkas ini berisi hasil pemeriksaan 134 saksi fakta dan 9 saksi ahli, berikut ratusan
dokumen otentik hasil penyitaan dua tim yang pernah dibentuk Kejaksaan Agung,
sejak tahun 1999
Uang negara 400
miliar mengalir ke Yayasan Dana Mandiri antara tahun 1996 dan 1998. Asalnya
dari pos Dana Reboisasi Departemen Kehutanan dan pos bantuan presiden. Dalam
berkas kasus Soeharto, terungkap bahwa Haryono Suyono, yang saat itu Menteri
Negara Kependudukan dan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional,
mengalihkan dana itu untuk yayasan. Ketika itu, dia masih menjadi wakil ketua
di Dana Mandiri. Bambang Trihatmodjo, yang menjadi bendahara yayasan ini,
bersama Haryono, ternyata mengalirkan lagi dana Rp 400 miliar yang telah masuk
ke yayasan itu ke dua bank miliknya, Bank Alfa dan Bank Andromeda, pada
1996-1997, dalam bentuk deposito.
Dari data dalam
berkas Soeharto, Bob Hasan paling besar merugikan keuangan negara, diduga
mencapai Rp 3,3 triliun. Hal ini juga terungkap dari pengakuan Ali Affandi,
Sekretaris Yayasan Supersemar, ketika diperiksa sebagai saksi kasus Soeharto.
Dia membeberkan, Yayasan Supersemar, Dakab, dan Dharmais memiliki saham di 27
perusahaan Grup Nusamba milik Bob Hasan. Sebagian saham itu masih atas nama Bob
Hasan pribadi, bukan yayasan.
Hutomo Mandala
Putra bersama bersama Tinton Suprapto, putra bungsu Soeharto, pernah
memanfaatkan nama Yayasan Supersemar untuk mendapatkan lahan 144 hektare di
Citeureup, Bogor ,
guna pembangunan Sirkuit Sentul. Sebelumnya, Tommy dan Tinton berusaha
menguasai tanah itu lewat Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tapi gagal.
SUDJIONO
TIMAN
Sudjiono Timan
(lahir di Jakarta pada 9 Mei 1959) adalah
seorang pengusaha asal Indonesia .
Dari tahun 1995 hingga 1997 ia menjabat sebagai Direktur Utama PT. Bahana
Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI). Ia saat ini merupakan seorang buronan karena
melarikan diri dari hukuman pengadilan. Oleh pengadilan, Timan telah diputuskan
bersalah karena telah menyalahgunakan kewenangannya sebagai direktur utama BPUI
dengan cara memberikan pinjaman kepada Festival Company Inc. sebesar 67 juta
dolar AS, Penta Investment Ltd sebesar 19 juta dolar AS, KAFL sebesar 34 juta
dolar AS, dan dana pinjaman Pemerintah (RDI) Rp 98,7 miliar sehingga negara
mengalami kerugian keuangan sekitar 120 juta dolar AS dan Rp 98,7 miliar.
Pada pengadilan
tingkat pertama di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Timan dibebaskan dari
tuntutan hukum karena perbuatannya dinilai bukan tindak pidana. Menanggapi
vonis bebas itu, Jaksa Penuntut Umum mengajukan kasasi dan meminta Majelis
Kasasi menjatuhkan pidana sebagaimana tuntutan terhadap terdakwa yaitu pidana
delapan tahun penjara, denda Rp30 juta subsider enam bulan kurungan, serta
membayar uang pengganti Rp1 triliun.
Pada Jumat, 3
Desember 2004, Majelis Kasasi Mahkamah Agung (MA) yang dipimpin oleh Ketua MA
Bagir Manan memvonis Sudjiono Timan dengan hukuman 15 tahun penjara, denda Rp50
juta, dan membayar uang pengganti sebesar Rp 369 miliar.
Namun, saat
Kejaksaan hendak mengeksekusi Sudjiono Timan pada Selasa, 7 Desember 2004, yang
bersangkutan sudah tidak ditemukan pada dua alamat yang dituju rumah di Jalan
Prapanca No. 3/P.1, Jakarta Selatan maupun rumah di Jalan Diponegoro No. 46,
Jakarta Pusat dan dinyatakan buron dengan status telah dicekal ke luar negeri
oleh Departemen Hukum dan HAM.
Pada 17 Oktober
2006, Kejaksaan Agung Republik Indonesia
mulai menyebarkan foto dan datanya ke masyarakat melalui televisi dan media massa sebagai salah satu
14 koruptor buron yang sedang dicari.
AULIA POHAN TERSANGKA KASUS ALIRAN
DANA BI KE DPR
Aulia Pohan
memang sebenarnya telah banyak disebut-sebut orang yang ikut terlibat dalam
kasus mengalirnya dana BI ke beberapa anggota DPR, termasuk kasus-kasus korupsi
sebelumnya dimana Miranda Gultom masih menjabat sebagai
Deputi Gubernur
Senior BI. Amin Rais sendiri telah menyarankan agar Aulia Pohan segera
ditangkap termasuk beberapa direksi BI.
Kasus aliran
dana BI telah menjerat lima
orang, yaitu mantan Gubernur BI Burhanuddin Abdullah, mantan Deputi Direktur
Hukum BI Oey Hoy Tiong, mantan Kepala Biro Gubernur BI Rusli Simandjuntak,
mantan anggota DPR Antony Zeidra Abidin, dan anggota DPR Hamka Yandhu.
Berdasar laporan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), kasus dana BI bermula ketika rapat Dewan
Gubernur BI yang dipimpin Burhanuddin Abdullah mengeluarkan persetujuan untuk
mencairkan dana Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) senilai Rp100
miliar. Oey diduga menyerahkan dana YPPI sebesar Rp68,5 miliar kepada pejabat
BI yang saat itu terjerat kasus hukum dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia
(BLBI), yaitu mantan Gubernur BI Soedrajad Djiwandono, mantan Deputi Gubernur
BI Iwan R Prawiranata, dan tiga mantan Direksi BI, yaitu Heru Supraptomo,
Hendro Budianto, dan Paul Sutopo.
Pada pemeriksaan
di KPK, Oey mengaku menyerahkan uang tersebut kepada para
mantan pejabat
BI. Namun, Oey mengaku tidak tahu lagi kemana uang tersebut
setelah
diserahkan kepada mereka. Kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia/BLBI
diperkirakan telah menghilangkan
dana sebesar
lebih dari Rp600 triliun yang hanya dinikmati dinikmati segelintir
orang (Antara
news 30/9)
Sedangkan uang
senilai Rp31,5 miliar diduga diberikan oleh Rusli Simandjuntak
dan Asnar Ashari
kepada panitia perbankan Komisi IX DPR periode 2003 untuk
penyelesaian
masalah Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dan amandemen UU No 23 Tahun
1999 tentang BI.
HPH
dan Dana Reboisasi Hasil audit Ernst & Young
Kasus HPH dan Dana Reboisasi
Hasil audit Ernst & Young pada 31 Juli 2000 tentang penggunaan dana
reboisasi mengungkapkan ada 51 kasus korupsi dengan kerugian negara Rp 15,025
triliun (versi Masyarakat Transparansi Indonesia). Yang terlibat dalam kasus
tersebut, antara lain, Bob Hasan, Prajogo Pangestu, sejumlah pejabat Departemen
Kehutanan, dan Tommy Soeharto.
Bob Hasan telah divonis enam
tahun penjara. Bob dinyatakan bersalah dalam kasus korupsi proyek pemetaan hutan
senilai Rp 2,4 triliun. Direktur Utama PT Mapindo Pratama itu juga diharuskan
membayar ganti rugi US$ 243 juta kepada negara dan denda Rp 15 juta. Kini Bob
dikerangkeng di LP Nusakambangan, Jawa Tengah.
Prajogo Pangestu diseret sebagai
tersangka kasus korupsi dana reboisasi proyek hutan tanaman industri (HTI) PT
Musi Hutan Persada, yang diduga merugikan negara Rp 331 miliar. Dalam
pemeriksaan, Prajogo, yang dikenal dekat dengan bekas presiden Soeharto,
membantah keras tuduhan korupsi. Sampai sekarang nasib kasus taipan kakap ini
tak jelas kelanjutannya.
MUHAMMAD AL AMIN NASUTION
KASUS PENGALIHAN HUTAN LINDUNG DI RIAU
Jakarta-
Terdakwa tiga kasus korupsi Eks anggota DPR-RI Al Amien Nasution akan
menghadapi pembacaan tuntutan oleh jaksa pada hari ini di Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi, jalan HR Rasuna Said, Kuningan-Jakarta Selatan.Amien didakwa
dengan pasal pemerasan dan menerima hadiah sebagai penyelenggara negara. Amin
terbelit tiga kasus dua diantaranya terkait alih fungsi hutan dan pengadaan
alat GPS Geodetik di Departemen Kehutanan.
Dalam
pengakuannya Al Amien Nasution hanya menerima cek senilai Rp 75 juta itupun
terbagi dalam 3 lembar dan itu diperoleh dari rekannya Yusuf Erwin Faishal,
uang berasal dari Chandra Antonio Tan, Dirut Chandratex Indo Artha untuk
melancarkan proyek alih fungsi hutan lindung Tanjung Air Telang yang sekarang
menjadi pelabuhan Tanjung Api-api.
Namun bantahan
terjadi dalam kasus alih fungsi hutan di Bintan, amin mengaku tidak bertemu dan
meminta serta menerima uang dari Azirwan Sekertaris Daerah Bintan. Berbeda
dalam sidangan sebelumnya, dimana Azirwan mengaku bertemu Amien guna untuk
mendapatkan rekomendasi proyek alih fungsi hutan lindung di Bintan. (qq)
KASUS KORUPSI BNI, ADRIAN WAWORUNTU DIHUKUM
SEUMUR HIDUP OLEH TIM LIPUTAN 68H JAKARTA
Berakhir sudah
petualangan Adrian Waworuntu. Terdakwa kasus korupsi yang pernah melarikan diri
hingga keluar negeri itu akhirnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang menjatuhkan vonis juga mewajibkan
Adrian membayar
denda 1 milyar rupiah serta wajib mengganti kerugian negara sebesar 300 milyar
rupiah.
KASUS KORUPSI DI LINGKUNGAN PERTAMINA
Dugaan korupsi dalam Tecnical
Assintance Contract (TAC) antara Pertamina dengan PT Ustaindo Petro Gas (UPG)
tahun 1993 yang meliputi 4 kontrak pengeboran sumur minyak di Pendoko,
Prabumulih, Jatibarang, dan Bunyu. Jumlah kerugian negara, adalah US $ 24.8
juta. Para tersangkanya 2 Mantan Menteri Pertambangan dan Energi Orde Baru,
Ginandjar Kartasasmita dan Ida Bagus Sudjana, Mantan Direktur Pertamina Faisal
Abda’oe, serta Direktur PT UPG Partono H Upoyo.
Kasus Proyek Kilang Minyak
Export Oriented (Exxor) I di Balongan, Jawa Barat dengan tersangka seorang
pengusaha Erry Putra Oudang. Pembangunan kilang minyak ini menghabiskan biaya
sebesar US $ 1.4 M. Kerugian negara disebabkan proyek ini tahun 1995-1996
sebesar 82.6 M, 1996-1997 sebesar 476 M, 1997-1998 sebesar 1.3 Triliun. Kasus
kilang Balongan merupakan benchmark-nya praktek KKN di Pertamina. Negara
dirugikan hingga US$ 700 dalam kasus mark-up atau penggelembungan nilai dalam
pembangunan kilang minyak bernama Exor
Kasus Proyek Pipaisasi
Pengangkutan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Jawa (Pipianisasi Jawa), melibatkan
Mantan Direktur Pertamina Faisal Abda’oe, Bos Bimantara Rosano Barack, dan Siti
Hardiyanti Rukmana. Kerugian negara hingga US$ 31,4 juta.
KORUPSI DI LINGKUNGAN BHS
Kejaksaan Agung kembali merilis
data dan foto buronan korupsi yang telah berkekuatan hukum tetap. Buron kedua
yang dirilis adalah terpidana Eko Edi Putranto. Eko merupakan mantan komisaris
Bank Harapan Sentosa (BHS), bank milik Hendra Rahardja.
Kejaksaan rencananya akan
merilis 14 nama buron. Eko merupakan buronan kedua yang dirilis. Pada 17
Oktober, Kejagung telah merilis Sudjiono Timan dari BPUI. Rilis ini disampaikan
Kapupeskum Kejagung I Wayan Pasek Suartha di gedung Kejagung, Jalan Sultan
Hasanuddin, Jakarta ,
Senin (30/10/2006).
Eko Edi Putranto merupakan
terpidana yang dinyatakan terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi
oleh PN Jakpus pada 22 Maret 2001," tegas Pasek. Terpidana disidang secara
in-absentia dan tidak dapat dieksekusi badan sesuai putusan PT DKI Jakarta pada
8 November 2002.
Menurut Pasek, dalam amar
putusan PT DKI, Eko dihukum pidana penjara 20 tahun, denda Rp 30 juta dan
pembayaran uang pengganti sebesar Rp 1,950 triliun.
Dibeberkan, selaku komisaris atau pemegang saham bersama-sama dengan terpidana Sherny Konjongian, selaku Direktur Kredit, antara tahun 1992-1996 Eko telah memberikan persetujuan kredit kepada 6 perusahaan dalam grup.
Terpidana juga memberikan persetujuan kredit kepada 28 lembaga pembiayaan yang ternyata merupakan rekayasa. Karena kredit itu oleh lembaga pembiayaan disalurkan kepada perusahaan grup. Caranya dengan disalurkan lewat penerbitan giro kepada perusahaan grup tanpa proses administrasi kredit dan tidak dicatat atau dibukukan. Selanjutnya, beban pembayaran lembaga pembiayaan kepada BHS dihilangkan dan dialihkan kepada perusahaan grup.
Dibeberkan, selaku komisaris atau pemegang saham bersama-sama dengan terpidana Sherny Konjongian, selaku Direktur Kredit, antara tahun 1992-1996 Eko telah memberikan persetujuan kredit kepada 6 perusahaan dalam grup.
Terpidana juga memberikan persetujuan kredit kepada 28 lembaga pembiayaan yang ternyata merupakan rekayasa. Karena kredit itu oleh lembaga pembiayaan disalurkan kepada perusahaan grup. Caranya dengan disalurkan lewat penerbitan giro kepada perusahaan grup tanpa proses administrasi kredit dan tidak dicatat atau dibukukan. Selanjutnya, beban pembayaran lembaga pembiayaan kepada BHS dihilangkan dan dialihkan kepada perusahaan grup.
Diakui Pasek, semenjak
dirilisnya data dan foto para buronan tersebut hingga kini belum ada informasi
sedikit pun tentang mereka. Informasi terhadap para buronan kakap ini bisa
disampaikan ke Pusat Penerangan Hukum Kejagung nomor 021-7236510, atau kantor
kejaksaan dan kepolisian di seluruh Indonesia .
KORUPSI JAKSA URIP TRI GUNAWAN
Menurut Sitepu, vonis terhadap Jaksa Urip
itu diharapkan dapat menimbulkan efek jera bagi pejabat dan penegak hukum yang
lain untuk tidak melakukan praktik tindak pidana korupsi. Vonis itu juga dapat
menjadi indikasi bahwa pemerintah, khususnya Jaksa Agung, Hendarman Supandji
benar-benar serius dalam memberantas tindak pidana korupsi.
Hendarman Supandji juga dinilai tidak
melakukan pembelaan terhadap anak buahnya yang berbuat salah dan terlibat dalam
praktik korupsi.Kalau bisa, kata Sitepu, seluruh putusan terhadap pelaku
praktik tindak pidana korupsi harus seperti vonis terhadap jaksa Urip itu.
Praktisi hukum, Julheri Sinaga, SH
mengatakan, vonis itu cukup pantas bagi personil penegak hukum yang tidak
bermoral. Sinaga mengharapkan vonis tersebut dapat menimbulkan efek jera bagi
pejabat, khususnya unsur penegak hukum untuk tidak melakukan atau membela
pelaku korupsi.
Vonis itu juga merupakan sejarah baru
dalam dunia hukum di Tanah Air. “Belum pernah ada unsur penegak hukum,
khususnya Jaksa yang dihukum selama ini,” katanya.
Ia menambahkan, satu-satunya yang kurang
sesuai dalam putusan tersebut adalah rendahnya subsidair dari denda yang
dikenakan. Pengadilan hanya menetapkan subsidair satu tahun kurungan jika Jaksa
Urip tidak membayar denda sebesar Rp500 juta. “Hampir semua orang mau dipenjara
demi uang sebesar Rp500 juta,” katanya.
Majelis Hakim Pengadilan Khusus Tipikor di
Jakarta yang diketuai oleh Teguh Hariyanto, SH, Kamis (4/9), menjatuhkan vonis
20 tahun dan denda Rp500 juta dengan subsidiair satu tahun kurungan terhadap
jaksa Urip Tri Gunawan.
Urip dinyatakan bersalah melanggar Pasal 12
B dan 12 E UU nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
karena menerima uang 660 ribu dolar AS dari Artalyta Suryani dan melakukan
pemerasan sebesar Rp1 miliar terhadap mantan Kepala Badan Penyehatan Perbankan
Nasional (BPPN), Glen Surya Yusuf.
Istilah Korelasim, Relasi, Populasi, Sampel, Frekuensi, Distribusi, Hipotesis
Korelasi
- Hubungan antara dua atau lebih variabel yang
memiliki skala pengukuran kategori.
- Kalau korelasi itu untuk dua variabel, satu
variabel independen dan satu variabel dependen.Sementara kalo regresi itu
untuk lebih dari dua variabel, lebih dari satu variabel independen dan
satu variabel dependen."
Relasi
·
Hubungan antara dua elemen
himpunan. Hubungan ini bersifat abstrak, dan tidak perlu memiliki arti apapun
baik secara konkrit maupun secara matematis.
·
Hipotesis adalah penjelasan
sementara tentang tingkah laku, gejala-gejala, atau kejadian tertentu yang
telah terjadi atau yang akan terjadi. Suatu hipotesis adalah pernyataan masalah
yang spesifik. Karakteristik hipotesis yang baik adalah: dapat diteliti,
menunjukkan hubungan antara variable-variabel, dapat diuji, mengikuti
temuan-temuan penelitian terdahulu.
Populasi
- Keseluruhan pengamatan yang menjadi
perhatian kita baik yang berhingga maupun tak berhingga jumlahnya.
Sampel
- Bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian
sampel sebagai prosedur untuk menentukan sebagian dari populasi, diambil
dan dipergunakan untuk menentukan ciri dan sifat yang dikehendaki dari
populasi.
Frekuensi
- Ukuran jumlah putaran ulang per
peristiwa dalam selang waktu yang diberikan. Untuk memperhitungkan frekuensi,
seseorang menetapkan jarak waktu, menghitung jumlah kejadian peristiwa,
dan membagi hitungan ini dengan panjang jarak waktu. Hasil perhitungan ini
dinyatakan dalam satuan hertz (Hz) yaitu nama pakar fisika
Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan
fenomena ini pertama kali. Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa
yang terjadi satu kali per detik.
Distribusi
·
Distribusi artinya proses
yang menunjukkan penyaluran barang dari produsen sampai ke tangan masyarakat
konsumen. Produsen artinya orang yang melakukan kegiatan produksi. Konsumen
artinya orang yang menggunakan atau memakai barang/jasa dan orang yang
melakukan kegiatan distribusi disebut distributor.
Hipotesis
Hipotesis nol/ Nihil : Idak ada
pengaruh, tidak ada interaksi, tidak ada hubungan, atau tidak ada perbedaan,
Hipotesis alternative adalah
pernyataan operasional dari hipotesis penelitian.
Bila hipotesis alternatif
berdasarkan teori maka disebut hipotesis deduktif. Tetapi bila hipotesis
alternatif berdasarkan pengamatan disebut hipotesis induktifh, 3.hipotesis non-
directional tidak menunjukkan suatu arah. Untuk itu digunakan uji dua pihak,
4.hipotesis directional memperlihatkan arah pengaruh atau arah perbedaan.
Contoh hipotesis nol/ Nihil (Ho) ;
Tidak ada perbedaan kreatifitas antara anak yang diberi keleluasaan dengan anak
yang dikekang dalam keluarga.
Contoh hipotesis alternative (Ha) ;
Ada perbedaan kreativitas antara anak yang diberi keleluasaan dengan anak yang
dikekang dalam keluarga atau Kreativitas anak yang diberi keleluasaan lebih
tinggi daripada kreativitas anak yang dikekang (hubungan positif) ; atau
kreativitas anak yang dikekang lebih tinggi daripada kreativitas anak yang
diberi keleluasaan (hubungan negatif).
Arah Hubungan tidak
jelas. Misalnya: ada hubungan antara….. dan……..Istilah hipotesis dalam arti
yang lain, yaitu jka mengacu pada statistik, akan jelas terlihat jika kita
berbicara tentang pengujian (testing), hipotesis . disini kata hipotesis
mengacu pada hipotesis yang berorientasi pada statistik, yang biasa disebut
hipotesis nihil (null hypothesis, Ho).
Hipotesis nihil
mempostulasikan bahwa tidak ada perbedaan bermakna secara statistik antara
fenomena yang terjadi perbedaan karena kebetulan (by chance) dengan evaluasi
statistik perilaku data yang diamati dalam penelitian observasional atau analitik.
Biasanya hipotesis nihil dinyatakan: “ tidak ada perbedaan/ hubungan
antara…….dan……….”
Hipotesis nihil
tidak banyak kontribusinya dalam mencapai tujuan utama penelitian dasar, yaitu
penelitian yang sistematis guna mengungkapkn kebenaran. Jika ternyata perbedaan
tersebut benar-benar terjadi dan besar perbedaan tersebut sedemikian rupa
sehingga melebihi kebolehjadian yang disebabkan oleh random erreor atau
pure chance, maka disimpulkan bahwa variabel luar/ pengacau (intervening
variable) berpengaruh pada data tersebut, konsekuensinya adalah hipotesis nihil
ditolak.
.
PROPOSAL JUDUL : KETELADANAN GURU DI SD NEGERI 19 PEUSANGAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya pendidikan
merupakan usaha manusia menuju pada kehidupan yang lebih baik. Pendidikan
merupakan masalah yang selalu menarik untuk di bahas, sebab hanya melalui
pendidikanlah, manusia dapat terbentuk kepribadiannya. Pendidikan merupakan suatu proses untuk
mengaktualisasikan semua potensi yang ada yang di bawa sejak lahir.
Manusia tidak pernah
berhenti pada satu keadaan. Begitu juga perkembangan pemikiran, ide, aliran dan
falsafah. Terciptanya suatu yang baru sekarang ini bukanlah bermula dari tiada
tetapi sebenarnya diberi pembaharuanyang lebih maju dan berteknologi. Di zaman
sekarang ini pendidikan agama mengalami banyak kendala dalam penerapannya,
karena itu guru merupakan salah satu factor untuk membina peserta didik menuju
kepada arah yang baik serta merealisasikan nilai-nilai agama.
Dalam penerapan
pendidikan agama Rasulullah SAW sebagai guru pertama yang telahmampu menerapkan
pendidikan Islam kepada ummatnya dengan Al-Qur’an sebagai sumbernya. Untuk itu
guru harus menjadikan Rasul sebagai contoh teladan dalam menerapkan pendidikan
agama kepada anak didiknya. Berkaitan dengan hal ini Allah SWT telah
berfirman dalam Al-Qur’an surat
Al-Ahzab ayat 21:
Artinya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS.
Al-ahzab: 21)
Ayat di atas menjelaskan bahwa Nabi selalu memberikan contoh teladan atau
menjadikan dirinya sebagai model dalam mendakwahkan seruan Allah. Sebagai
contoh: meletakkan hajurul aswad ketika membangun kembali ka’bah, di saat Nabi
mendirikan mesjid Quba’ di luar Madinah atau sewaktu membuat parit pertahanan
dalam perang Tabuk, Nabi selalu memimpin langsung dan ikut serta bekerja dengan
para sahabat. Contoh teladan yang baik tersebut sangat besar pengaruhnya dalam
misi pendidikan Islam dan dapat menjadi faktor yang menentukan terhadap
keberhasilan dan perkembangan tujuan pendidikan secara luas.
Setiap guru yang mengajar di sekolah mulai dari Taman
kanak-kanak (TK) sampai dengan perguruan tinggi senantiasa mengharapkan agar
semua materi yang di sampaikan kepada siswa memperoleh hasil memuaskan. Untuk dapat
berlangsungnya pendidikan di sekolah secara sempurna sangat di tentukan oleh
berbagai faktor penunjang, salah satunya adalah guru harus menjadi contoh
teladan bagi peserta didik.
Dalam menyajikan
pelajaran bila guru hanya menuangkan materi pelajaran dengan ceramah akan menimbulkan
rasa ingin tau dan permasalahan yang verbalisme pada siswa. Seorang guru harus memiliki
kemampuan untuk menuangkan konsep-konsep pelajaran, pengetahuan, kemampuan,
memiliki dan menggunakan alat bantu saat memberikan pelajaran. Di samping itu
juga harus merealisasikan nilai-nilai
pendidikan agama dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi panutan bagi
anak didiknya.
Berdasarkan latar belakang
masalah di atas maka atas penulis mengadakan suatu penelitian dan menuangkannya
dalam bentuk karya ilmiah dengan judul” PENGARUH KETELADANAN GURU DI SDN 19
PEUSANGAN “
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini
adalah:
- Bagaimana
pengaruh keteladanan guru terhadap motivasi belajar siswa.
- Apa
usaha guru dalam memberikan keteladanan kepada siswa di SDN 19 PEUSANGAN.
C. Penjelasan Istilah
Dalam penulisan karya ilmiah, penjelasan istilah merupakan suatu
keharusan untuk tidak terjadi kesalah pahaman. Demikian pula halnya dengan
istilah-istilah yang terdapat dalam judul skripsi ini.
Adapun istilah yang perlu mendapat penjelasan adalah sebagai berikut: Keteladanan
dan guru.
- Keteladanan
Keteladanan , asal katanya adalah teladan, kemudian di tambah awalan dan
akhiran an, yang berarti panutan atau sesuatu yang harus di teladanani.
M. Ngalim Purwanto menyebutkan bahwa:
Keteladanan pendidik
merupakan alat pendidikan yang sangat penting, bahkan yang paling utama.
Seperti yang terdapat dalam ilmu jiwa dapat di ketahui bahwa sejak kecil
manusia itu terutama anak-anak telah mempunyai dorongan meniru dan suka
mengindentifikasi diri terhadap orang lain, terutama terhadap orang tua dan
gurunya.1[1]
Abdullah Nashih ulwani
juga mengemukakan bahwa: keteladanan dalam pendidikan adalah metode influentif
yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk anak
di dalam moral, spiritual dan sosial. 2
Berdasarkan kutipan diatas dapat di pahami bahwa keteladanan merupakan
suatu hal yang paling penting bagi pendidik di dalam membimbing para anak
didiknya dengan tujuan untuk mempersiapkan anak didik menjadi anak didik yang
bermoral dan mempunyai rasa solidaritas antar sesama.
2. Guru
Dalam buku ilmu
pendidikan Islam disebutkan, guru adalah yang menerima amanat orang tua untuk
mendidik anak. 3
Dalam redaksi lain disebutkan bahwa guru adalah orang yang memiliki
kemampuan dan keahlian khusus dalam keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas
dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.4
Soetjipto menyebutkan bahwa: guru merupakan pendidik prefesional
mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat menunjukkan kepada
masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan masyarakat
sekelilingnya.5[2]
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat di pahami bahwa guru
merupakan orang yang memiliki keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia
mampu menjalankan tugas di dalam mendidik seorang anak.
D. Tujuan Penelitia
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui pengaruh keteladanan guru terhadap siswa.
2. Untuk
mengetahui usaha guru dalam memberikan keteladanan kepada siswa di SD N 19
PEUSANGAN.
E.Hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban yang masih bersifat sementara. Hipotesis di katakana sementara
karena kebenarannay masih perlu di uji atau di tes kebenarannya dengan kata
yang asalnya dari lapangan. 6
Adapun yang terjadi
hipotesis dalam penelitian ini yaitu: “keteladanan guru akan memberikan
motivasi kepada siswa dalam belajar”.
F. Metodologi Penelitian
Metode yang di gunakan dalam penelitian karya ilmiah ini metode
deskriptif, yaitu suatu metode penyelidikan untuk mencegah masalah yang sedang
di hadapi.
1. Teknik Sampling
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian. Adapun yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah semua siwa-siswi yang ada di SDN NEGERI 19
PEUSANGAN sebanyak 780 orang dan guru sebanyak 57 orang.
Sampel adalah bahagian dari populasi yang cukup terwakili untuk di
jadikan sebagai sumber data sebenarnya. Untuk melakukan penarikan sample,
peneliti berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto yang mengatakan bahwa:”Apabila
subjeknya kurang dari 100. lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat di
ambil sampel sebanyak 10-15 % atau 20-25 % atau lebih”.
Mengingat jumlah populasi terlalu banyak maka penulis mengambil semua
guru dan siswa masing-masing kelas VII 20 orang, kelas VIII 20 orang, dan kelas
IX sebanyak 20 orang, sehingga total sample siswa sebanyak 60 orang
2. Teknik Pengumpulan Data
Adapun pengumpulan
data-datanya di lakukan dengan cara:
1. library Research, yaitu pengumpulan data melalui
penelitian pustaka dengan membaca buku-buku serta mengutip pendapat para ahli yang ada relevansinya.
2. Field Researtch, yaitu penelitian lapangan guna mendapatkan data
yang akurat dan informasi yang objektif mengenai masalah yang akan di teliti
penulis terjun langsung ke lokasi
penelitian untuk mengumpulkan data-data dan informasi yang di butuhkan dengan
memahami beberapa cara pengumpulan data yaitu:
a.
Observasi yaitu melihat langsung dan
mengamati secara langsung terhadap
objek penelitian di SDN 19 PEUSANGAN.
b.
Interview yaitu wawancara dalam hal ini
penulis mewawancarai kepala sekolah dan guru di SDN 19 PEUSANGAN.
c.
Angket yaitu sejumlah pertanyaan yang di
sebarkan kepada siswa yang di jadikan sample dalam penelitian ini.
3. Teknik Analisa Data
Untuk analisis data berupa jawaban-jawaban penulis
menggunakan teknik persentase ( % ) yang rumusnya sebagai berikut:7[3]
P =
x 100 %7

Dimana:
P = Persentase
f = Frekuensi
n = jumlah Responden
100 % = Bilangan tetap
Adapun teknik penulisan dalam skipsi ini penulis berpedoman pada buku
penulisan Karya Tulis Ilmiah Fakultas Tarbiah IAIN Ar- Raniry tahun 2003.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Nashih
Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam
Islam, Semarang :
Asy-Syifa’, 1993.
Hery Noer Aly, Ilmu Pendidkan
Islam, Jakarta: Logos, 1999.
M. Ngalim purwanto, ilmu pendidikan praktis dan teoritis, Bandung: Rosdakarya,
2000.
Moh. User Usman, menjadi Guru professional, Bandung: PT Remaja osdakarya, 1995.
Soetjipto, profesi keguruan,
Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Sukardi, Metodologi penelitian pendidikan, kompetensi dan praktiknya, Cet.
IV., Jakarta: Bumi Aksara,
2007.
Subdijono, Anas, pengantar statistik pendidikan, Jakarta:
Raja Grafindo Persada,
2006.
Asy-Syifa’, 1993, hal 2
3 Hery Noer Aly, ilmu Pendidikan Islam , (
Jakarta: Logos, 1999), hal 93.
4.Moh. Uzer Usman, Menja: Guru Prefesional, (
Bandung: PT Remaja . Rokdakarya, 1995), hal 15
6. Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan
Praktisnya, Cet. IV., (Jakarta: bumi Aksara, 2007) , hal 41
Selasa, 27 November 2018
SKRIPSI S1-PGPAUD UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN ANAK DALAM PENGENALAN HURUF ABJAD MELALUI KEGIATAN MEWARNAI DI TK PEUTEUNANG ATEE PEUDADA KABUPATEN BIREUEN
UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN ANAK DALAM PENGENALAN HURUF ABJAD MELALUI
KEGIATAN MEWARNAI DI TK PEUTEUNANG ATEE PEUDADA KABUPATEN BIREUEN
ABSTRAK
Penelitian
ini berjudul “Upaya Meningkatkan
Pemahaman Anak Dalam Pengenalan Huruf Abjad Melalui Kegiatan Mewarnai di TK Peuteunang
Atee Peudada Kabupaten Bireuen”. Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah peningkatan pemahaman anak dalam pengenalan huruf abjad melalui kegiatan mewarnai di TK
Peutenang Ate Peudada Kabupaten Bireuen. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui peningkatan pemahaman anak dalam pengenalan huruf abjad melalui kegiatan mewarnai di TK
Peutenang Ate Peudada Kabupaten Bireuen. Metode
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian kegiatan pembelajaran ini dilakukan dengan
penelitian tindakan kelas dengan melalui 4
tahap, yaitu perencanaan, implementasi, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan mengenal huruf
abjad pada anak usia dini merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan.
Peningkatan pemahaman anak dalam mengenal huruf abjad anak dapat terlihat dari
hasil penelitian. Pada siklus I ketuntasan anak mencapai 60% dan hasil tersebut
meningkat pada siklus II menjadi 87%. Hal ini membuktikan bahwa pemahaman anak
dalam mengenal huruf abjad meningkat melalui kegiatan mewarnai di TK Peuteunang
Ate Peudada Kabupaten Bireuen.
Kata kunci: Pengenalan Huruf Abjad dan Kegiatan Mewarnai
Langganan:
Postingan (Atom)